Saya ini sedang futur
Terbukti dengan ogah-ogahan
Saya datang ke pengajian tiap pekan
Terbukti dengan alasan-alasan klasik
Kuliah, lelah, sibuklah, inilah, itulah
Saya ini sedang kalah
Saya ini sedang futur
Lihat penampilan saya yang banyak berubah
Kaki tanpa kaus kaki
Sudah mulai tabaruj (berdandan)
Jilbab semakin naik
Saya ini sedang futur
Jarang baca buku tentang Islam dan Al-Quran
Lagi demen baca novel, komik dan majalah wanita
Saya ini sedang futur
Walau takut adzab
Tak pernah sekali terisak
Malah senang terbahak-bahak
Saya ini sedang futur
Malas berusaha, malas berdoa
Ingin pasrah tanpa usaha
Dan berharap bantuan manusia
Saya ini sedang futur
Lihat perut saya makin buncit
Karena junk food dan pangsit
Kalau infak sedikit sudah mulai pelit
Saya ini sedang futur
Sibuk ngurusin kuliah dan pekerjaan
Acuh berbuat untuk umat
Saya ini sedang futur
Senang disanjung
Dikritik murung
Saya ini sedang futur
Saya sukar bangun malam, tafakur
Lebih senang peluk guling dan mendengkur
Saya ini sedang futur
Malas bangun ngurus keluarga
Rajin menggunjing tetangga
Sedikit sekali muhasabah
Malah banyak menggibah
Ya memang saya sedang futur
Kenapa saya futur ????
Karena tidak ada seorang sahabatpun yang menegur dan menghibur
Kenapa batas-batas sudah mulai kendur???
Kenapa kepura-praan kebasa-basian semakin subur?
Kenapa diantara kita sudah mulai tidak jujur???
Kenapa diantara kita sudah mulai ngawur???
Kenapa ukhuwah diantara kita sudah mulai hancur???
Kenapa ada diantara kita ada yang tidur mendengkur dan kufur??
Kenapa diantara kita hanya pandai bertutu???
Ya Allah, pintaku……
Berikanku pelipur dan pengibur
Agar aku tidak semkin futur dan tersungkur.
Saudaraku……
Futur adalah suatu penyakit yang dapat menimpa seseorang (dalam bentuk perbuatan). Tingkatan palingrendah adalah berupa kemalasan, menunda-nunda atau memperlambat diri. Sedangkan puncak kefuturan adalah terhenti sama sekali setelah sebelumnya rajin dan terus bergerak.
Dengan apa hendak kita obati KEFUTURAN…??
Dengan I’tikad yang kuat, mengembalikan hati pada Sang penggenggam hati dan mengadzamkan niat untuk kembali pada jalan kebenaran dan tidak tidak kembali pada jalan kefuturan. Sabda Nabi SAW, “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami kefuturan. Barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) pada sunnahku maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celaka.” (H. R. Imam Ahmad)
Saudaraku,…….
Mari kita bangkit dari lembahkeFUTURan dengan memulai dari hati. Karena hati merupakan pusat dari segalanya, sebagaimana dalam hadist, “Apabila ia baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya.” Kebeningan hati, ketulusan iman serta keikhlasan berdoa merupakan senjata ampuh ntuk mengikis future dan mengembalikannya kepada ghiroh dan hamasa beramal yang tinggi.
Tetaplah semangat saudaraku.
Syurga itu mahal…… ^_^
http://smpitru.blogspot.com/2009/11/nasihat-untuk-para-futurisme.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar